MAKASAR - Fungsi
Binmas (Pembinaan Masyarakat) yang diemban oleh personel kepolisian menuntut
kemampuan bersikap tegas sekaligus humanis. Kerap kali muncul jarak antara
Polri dan masyarakat, namun anggapan ini terbantahkan lewat aksi
Bhabinkamtibmas Kelurahan Sambung Jawa, Kecamatan Mamajang, Kota Makassar,
Aiptu Muhlis, yang melakukan sambang dialog dengan penuh keakraban bersama
warga, Jumat pagi (16/05/2025).
Dalam dokumentasi kegiatan, tampak suasana akrab dan
hangat. Seorang warga bahkan tak kuasa menahan tawa saat berbincang santai
dengan Aiptu Muhlis.
“Saya bersyukur bisa membuat warga tersenyum dan tertawa.
Kami tadi curhat banyak hal sembari menikmati cemilan sederhana,” ujar Aiptu
Muhlis saat dikonfirmasi.
Menurutnya, pelaksanaan tugas kepolisian, khususnya dalam
fungsi pembinaan, harus mengedepankan prinsip melindungi, melayani, dan
mengayomi masyarakat. Pendekatan personal dinilainya penting agar masyarakat
tidak merasa segan atau menjaga jarak dengan aparat.
“Kalau polisi tidak mau berkomunikasi dengan masyarakat, ya
tidak bisa. Nanti apa pun yang kita lakukan tidak akan mendapat dukungan,”
tambahnya.
Dalam perbincangan itu, seorang warga sempat menyelutuk,
“Tapi polisi galak-galak.” Mendengar itu, Aiptu Muhlis langsung bereaksi dengan
gaya bercanda, sambil mengangkat tangan dengan gaya melayu, “Kalau saya
tidakji, Pak!” ucapnya, disambut gelak tawa warga.
Terpisah, Kapolsek Mamajang AKBP Arifuddin Amiruddin, S.E.,
M.H., turut memberikan tanggapan. Ia menyebutkan bahwa seorang polisi harus
memiliki dua sisi dalam menjalankan tugasnya.
“Polisi itu wajahnya minimal ada dua. Ramah dan senyum saat
melayani masyarakat, namun tegas dan galak saat melakukan penegakan hukum,”
ujarnya.
Menurut Kapolsek, masih ada persepsi keliru di tengah
masyarakat bahwa jika dihampiri polisi, berarti sedang ada pelanggaran hukum.
Padahal, Polri hadir juga untuk mendengarkan, mencari solusi, dan menjalin
hubungan baik.
“Komunikasi yang hangat, bahkan diselipi sedikit humor
dalam tugas, adalah strategi yang bisa membangun kepercayaan. Tugas ke depan
semakin berat, dan Polri sangat membutuhkan dukungan penuh dari masyarakat,”
pungkasnya.
Ia menambahkan, “Senjata utama polisi bukan hanya pistol
atau gas air mata, tapi juga dukungan dan kepercayaan dari masyarakat.”